Minggu, 23 Desember 2007

Berdamai dengan Allah, Diri Sendiri, Sesama dan Alam

(Yesaya 11:1-10)

Oleh: Pdt John Tilaar STh MSi

‘’SERIGALA akan tinggal bersama domba, dan macan tutul akan berbaring disamping kambing, anak lembu dan anak singa akan makan rumput bersama-sama dan seorang anak kecil akan mengiringinya. Lembu dan beruang akan sama-sama makan rumput dan anak akan sama-sama berbaring sedang singa akan makan jerami seperti lembu’’.

Tinggal menghitung hari kita akan merayakan hari Natal yang diperingati sebagai hari kelahiran Sang Juruselamat dunia. Dialah Tuhan Yesus Kristus pembawa damai dan sukacita bagi dunia dan manusia. KedatanganNya ke dalam dunia ini membawa semangat dan inspirasi baru dalam hidup manusia yang berada dalam ketidakpastian. Lama memang bangsa Israel dalam penantian, dan ketidakpastian hidup dengan berbagai tekanan-tekanan baik dari dalam, dari lingkungan maupun dari luar. Sebagai bangsa yang berdaulat umat Israel terus menunggu dan menunggu dalam pengharapan yang pasti.

Janji yang indah itu telah digenapi, manusia menyambutnya dengan penuh kemuliaan dan kedamaian. Nabi Yesaya memberikan sebuah gambaran yang indah tentang dunia baru dan masa depan yang diperintahkan sang Tunas Daud. Ia akan memimpin dengan penuh keadilan dan kedamaian, dunia memang akan dipulihkan kepada kesejahteraan kebenaran dan kebaikan yang sempurna, karena memang untuk itulah Dia datang telah diurapi secara luar biasa supaya dapat melaksanakan kehendak bapa-Nya dan membawa keselamatan penuh bagi bangsa-bangsa.

Adapun yang menjadi sifat integral dari pemerintahan sang mesianis adalah kebenaran dan kesetiaan keduanya menjadi menjadi tuntutan hidup bagi semua orang, zaman Mesianis akan ditandai oleh tidak adanya permusuhan, kekejaman, perselisihan yang oleh Nabi Yesaya dilambangkan oleh kedamaian di antara semua binatang. Mesias akan membawa damai di bumi serta mengubah orang percaya dan alam sebagai hasil akhir dari sebuah penebusan.

Jikalau Yesus datang ke dalam dunia ini membawa misi perdamaian bagi umat manusia, bagi bangsa-bangsa, bahkan bagi alam ciptaanNya bagaimana dengan kita sebagai gereja yang hidup di zaman ini. Sudahkah misi perdamaian terinspirasi dalam hidup beriman kita? Secara jujur kita harus akui bahwa terkadang semua itu hanya sebatas dalam kata dan ucapan, dan belum terwujud dalam keseharian hidup.

Mari kita hening sejenak…., kita berhenti dulu dari segala aktifitas dan kesibukan sambil melihat ke dalam diri kita adakah gambar dan potret Allah yang sesungguhnya dalam hidup kita? Tubuh adalah bait Allah tempat kediaman Allah, bagaimana mungkin Allah hidup dan tinggal di dalam kita jika tidak ada hubungan yang indah dan akrab dengan Dia sumber kehidupan ini. Bagaimana mungkin juga kedamaian dan sukacita ada di dalam hidup ini jika kita tidak berdamai dengan sesama manusia dan bahkan berdamai dengan alam? Allah memberikan mandat bagi manusia untuk menguasai bumi dan menaklukkannya. Itulah panggilan kita untuk menjadi berkat bagi diri sendiri sesama manusia dan lingkungan dengan demikian syalom yang dibawa Tuhan ke dalam dunia ini benar-benar menjadi bahagian hidup umat manusia. Amin.#

Tidak ada komentar: