Senin, 24 Desember 2007

Pembangunan Jembatan Lembeh Janjikan APBN 2008

DPR-RI Beri Lampu Hijau Soal Pembangunan Jembatan Lembeh Janjikan APBN 2008


“Kami akan upayakan ini dimasukkan dalam APBN mendatang, dengan rencana kegiatan selama 3 tahun,”

Agung Laksono
Ketua DPR RI



BITUNG—Bukan hanya pemerintah provinsi atau pemerintah kota Bitung saja yang bertekad mempercepat pembangunan jembatan penghubung ke lembeh.
Ketua DPR RI Agung Laksono ikut menyatakn dukungannya terhadap proyek tersebut. Hal itu disampaikan agung Laksono saat mengunjungi langsung lokasi rencana pelaksanaan pembangunan jembatan penghubung di pelabuhan perikanan kecamatan Aer Tembaga, kemarin.
Laksono yang datang bersama istri beserta rombongan, berjanji akan membantu memperjuangkan anggaran dalam APBN 2008 nanti. “Kami akan upayakan ini dimasukkan dalam APBN mendatang, dengan rencana kegiatan selama 3 tahun,” kata Agung.
Agung juga meminta supaya pemerintah baik provinsi maupun kota hendaknya secepat mungkin untuk melakukan visibility study atau studi kelayakan. “Kami akan mendukung sepenuhnya rencana tersebut,” kata Agung sebagaimana dikutip Kabag Humas dan Pemerintahan Ferdinand Tangkudung.
Agung memuji rencana pemerintah kota Bitungdan mengatakan pembangunan jembatan tersebut sangat layak. “Bitung layak mendapatkan pembangunan ini sebagai bentuk pengembangan akan potensi yang dimiliki terutama dalam pariwisata,” katanya.
Sementara itu pemprov Sulut menyatakan, jika tahun depan sudah menganggarkan Rp400 juta untuk awal mapping pembangunan tersebut. “Dalam waktu dekat ini kami akan lakukan presentasi ke komisi V DPR RI ,” kata Kadis Praskim Sulut, Ricky Toemandoek.
Dalam kunjungan ini dihadiri anggota Dewan Sulut AHJ Purukan, Ruben Saerang, sejumlah pejabat pemprov, salah satu konsultan Meidy Sumerah, Sekretaris Kota Bitung Drs Max J Lomban dan unsur pemerintah kota Bitung lainnya. (vif)


Bunga Bangkai Ditemukan di Girian
LANGKA: Bunga bangkai inilah yang ditemukan warga di kecamatan Girian ketika sedang membersihkan lokasi untuk ditanam 10 juta pohon, akhir pekan lalu. Nampak Wali Kota Bitung Hanny Sondakh dan ketua TP PKK Ny Josephien Sondakh Taroreh saat melihat langsung temuan bunga bangkai tersebut. (vif)


BITUNG—Sabtu (1/12) lalu, masyarakat Girian dikagetkan dengan ditemukannya bunga Raflesia atau bunga bagkai. Bunga yang bentuknya terlihat unik tersebut menjadi perhatian banyak kalangan.
“Ini nantinya akan dipelihara secara baik-baik, sebab bunga seperti ini sangat langka,” ujar Ketua Dharma Wanita Kota Bitung Ny Khouni Lomban Rawung yang diamini Ketua TP Penggerak PKK Kota Bitung Ny Josephien Sondakh Taroreh.
Dikatakan Rawung bunga bangkai ini akan dijadikan salah satu promosi untuk kota Bitung. Bahkan Dharma Wanita dan Tim Penggerak PKK akan berusaha untuk melestarikan bersama-sama dengan pemerintah yang ada.
“Kalau jadi ikon sudah tak mungkin, sebab Bitung sudah ada ikonnya, mungkin ini jadi salah satu andalan baru untuk wisata atau lainnya bagi Pemkot Bitung,” kata istri Sekretaris Kota Bitung Drs Max J Lomban dan istri Wali Kota Bitung Hanny Sondakh ini. (vif/**)





Penyaluran Dana dari Pusat Minta Dibeber


BANYAKNYA dana yang diberikan pemerintah pusat bakal ditarik lagi, karena dinilai penggunaan anggaran tak dilaksanakan sesuai dengan jadwal seperti yang dibeberkan pemerintah provinsi, mendapat tanggapan warga Bitung.
Mereka meminta dana yang diberikan pemerintah pusat harus dibeberkan ke publik. “Kasihan dana yang sudah diberi lantas ditarik ulang. Silahkan pak wali beber secara menyeluruh apa-apa bantuan dana yang diberikan dan di indtansi mana semua,” ujar Robby Manansang pria yang mengaku berasal dari Girian.
Wali Kota Bitung Hanny Sondakh sendiri menangapinya dengan positif. Sondakh malah menyatakan, jika bantuan dana dari pemerintah pusat pada sejumlah dinas atau badan khusus Bitung, belum ada sepeserpun yang ditarik.
“Sejauh ini semua instansi penerima bantuan dana dari pusat, masih menyatakan penggunaan dana sesuai dengan aturan yang ada. Sehingga belum ada satu rupiah pun yang ditarik pemerintah pusat,” ujar Sondakh akhir pekan lalu. (vif)

Warga Kecam Bagi-bagi Kondom

KEGIATAN bagi-bagi kondom secara gratis yang dilakukan oleh sejumlah pemerhati kesehatan saat memperingati hari AIDS sedunia 1 Desember akhir pekan lalu, mendapat tanggapan miring masyarakat.
Warga menilai jika pembagian kondom tersebut justru akan membanyak perilaku seks bebas di kalangan masyarakat. “Kalau cara-cara seperti ini justru memberika jalan keluar supaya masyarakat diperintahkan berbuat seks secara bebas di luar rumah,” ujar sejumlah warga saat mendapat pembagian kondom gratis di kawasan kecamatan Madidir akhir pekan lalu.
Warga justru meminta supaya, tindakan seperti ini jangan lagi dibuat. Akan tetapi yang lebih baik dilakukan berupa penyuluhan atau langsung memberikan bantuan kepada masyarakat yang membutuhkan. (vif)





Zona Penyangga Disorot
Hutan Disulap Jadi Pemukiman

BITUNG—Tanda awas bagi pemerintah maupun masyarakat kota Bitung. Betapa tidak, hutan yang dilindungi atau kawasan yang memasuki zona penyangga mulai disulap menjadi kawasan pemukiman warga.
Di daerah kecamatan Girian misalnya, kaki gunung dua sudara sudah banyak banyak bangunan warga yang berdiri.. Padahal beberapa waktu lalu, baik Wali Kota Hanny Sondakh maupun Wakil Wali Kota Robert K Lahindo menyatakan, jika kawasan zona penyangga harus dijaga jangan sampai dirusak. “Dulunya disini tidak ada bangunan apapun, tapi entah mengapa sampai pemerntah mengeluarkan ijin untuk pengusaha maupun warga mendirikan bangunan,” ungkap sejumlah warga yang mengaku kaget melihat kawasan di kaki gunung dua sudara lebih tepatnya di kecamatan Girian di lokasi tanah eks Erpach sudah banyak pemukiman.
Warga pun mengaku, dengan banyaknya perambahan hutan, saat musim hujan tiba pemukiman warga yang ada di bagian perkotaan banjir. Bukan hanya banjir air saja melainkan banjir pasir yang cukup banyak.
Camat Girian Yosi Kawengian yang dimintai tanggapan membantah jika lokasi perumahan di kawasan gunung tersebut masuk dalam kawasan zona penyangga. Menurutnya, pemukian warga tersebut merupakan batas untuk kawasan tersebut.
“Lokasi ini tak masuk, dan ini merupakan milik lahan masyarakat yang dijual untuk dijadikan pemukiman,” bantah Kawengian. (vif)




Ketika Seleksi CPNS Makin Dekat
Ratusan Pelamar Harap-Harap Cemas

TAK seperti biasanya wajah Rinny Sugeha terlihat serius bahkan hampir pasti tak ada keceriaan lagi. Usut punya usut ternyata wanita kelahiran 25 tahun lalu itu sedang menanti ujian seleksi calon pegawai negeri sipil (CPNS).
Bagi Rinny yang pernah menjalankan tugas sebagai honorer di salah satu intansi di Pemkot Bitung, dan sekarang bekerja di salah satu perusahaan swasta ini mengaku sangat gelisah menunggu waktu penentuan untuk bisa masuk sebagai PNS. “Siapa yang nda grogi, kerja swasta saja mulai dapat ancaman PHK, jadi berusaha banting stir jadi PNS,” tuturnya yang sambil mempermainkan jarai lentiknya.
Rinny tak sendirian, puluhan bahkan ratusan pelamar pun sama. Bahkan ada honorer di salah satu instansi kesehatan pun mengaku begitu cemas. “Bagimana nda mo cemas, pelamar di bagian kesehatan banyak, sedangkan yang dibutuhkan Cuma 19. Inikan mesti ada perjuangan yang keras,” kata wanita berambut panjang yang dibenarkan rekan-rekan seprofesinya saat mengambil nomor ujian pada panitia seleksi CPNS baru-baru ini.
Panitia CPNS menyetakan, pelamar tak perlu cemas atau kuatir. Pasalnya seleksi CPNS tahun ini akan berlangsung secara terbuka dan bebas dari KKN. “Semua berhak untuk mengikuti seleksi, yang mampu pasti bisa lulus. Meski anak pejabat sekali pun harus ikut semua tahapan pelaksanaan seleksi CPNS, jadi berjuanglah dengan sebaik mungkin,” ujar Kepala Badan Kepegawaian dan Diklat Daerah (BKDD) Kota Bitung Fabian Kaloh SIP. (vivi)

Tidak ada komentar: