Senin, 24 Desember 2007

Cengkih Tembus 40 Ribu

MANADO— Impian petani cengkih Sulut menikmati harga cengkih yang pantas dan layak tercapai. Harga cengkih Sulut mulai Minggu (02/12) kemarin telah tembus Rp 40 ribu per Kilogram (Kg). Harga ini berlaku di semua sentra produksi cengkih.
‘’Harga cengkih merata Rp 40 ribu di seluruh Indonesia. Saat ini Makasar sudah 40 ribu per Kilo. Harga ini sulit turun lagi sampai akhir tahun ini,’’ kata salah satu agen pabrik rokok besar Indonesia Wenny Lumentut semalam. Harga ini, bisa meningkat lagi mengingat sejumlah pabrik rokok nasional dan eksportir bersaing mendapatkan cengkih Sulut sebagai buffer stok tahun depan. Tidak jalan lain, bagi pabrik dan eksportir selain bersaing melalui harga. ‘’Ini akibat tekanan beli, karena pabrik rokok harus penuhi kebutuhan dalam negeri dan eksportir,’’ katanya.
Lumentut menjamin bahwa semua cengkih petani yang masuk mulai Senin akan dibeli dengan harga Rp40 ribu per Kg. ‘’Kalau tidak ada yang beli sebesar itu (40 ribu) bawa pa kita pe gudang,’’ katanya. Gudang Lumentut sendiri berlokasi di Desa Tiram, Kairagi (pagar berwarna hijau), sebelah kanan arah Manado-Bitung.
Namun, salah satu pedagang pengumpul di pasar Karombasan Gustav Karinda kelihatan kurang bergairah lagi. Masalahnya, stok cengkih yang masuk ke toko mereka sudah jarang. Dia pun takut menegaskan harga beli besok (Senin hari ini) bisa setinggi Rp40 ribu per Kg. Pedagang sulit mengendalikan atau menetapkan harga. ‘’Yang mengendalikan harga adalah pabrik rokok, bukan torang,’ ’ ujarnya.
Jumat pekan lalu harga di tingkat pedagang besar di Sulut sebesar Rp38 ribu per Kg. Menurut Kadis Perindag Sulut Gemmy Kawatu pekan lalu, harga Rp40 ribu tidak sulit tercapai, mengingat produksi cengkih tahun ini agak meleset dari taksiran pemerintah.
Seharusnya panen raya di angka 12 ribu ton, namun akibat pergeseran cuaca dan rupa-rupa penyebab, seperti meletusnya gunung Soputan, berakibat pada produktifitas tanaman cengkih berkurang. ‘’Setelah diperkirakan tidak akan sesuai dari target pemerintah sebanyak 12 ribu ton, kami perkirakan bisa tembus Rp40 ribu sampai desember,’’ ujar Kawatu.
BIBIT SAMPOERNA AMAN
Sementara itu, menyangkut ancaman masuknya virus cacar daun di Minahasa, menyusul masuknya 200 ribu bibit cengkih bantuan Sampoerna, ternyata tidak demikian. Pasalnya, bibit cengkih itu ternyata sudah disertifikasi bebas. Informasi ini diperoleh setelah Alex Bastiaan, bertemu dengan pihak Sampoerna dan tim penyaluran bibit cengkihnya.
Alex mendapatkan pengetahuan baru dimana program pemberian bibit cengkih, sampoerna ternyata telah mengantisipasi segala kemungkinan adanya penyakit. Benih tersebut telah mendapatkan perlakuan khusus dan disertifikasi bebas dari hama dan penyakit. Alex juga tambahkan bahwa di daerah di mana sumber bibit tersebut berasal, tidak terdapat penyakit kanker akar.
Dan dia menilai, program yang dijalankan sampoerna telah dilakukan dengan professional. Selain itu Alex meralat bahwa dia hanya sebagai petani, bukan sebagai pemasok cengkih untuk sampoerna. (ham/ily/myw)

Tidak ada komentar: