Senin, 24 Desember 2007

Syalom, Selamat Natal

SYALOM yang berarti salam damai sejahtera, selalu diucapkan umat Kristiani untuk menyapa saudara, teman atau siapa saja yang dikasihinya. Mengapa demikian? Karena memang ajaran Yesus Kristus sejak lahirnya di dunia ini, mengutamakan cinta kasih kepada Allah maupun kepada sesama manusia.
Untuk itu, kelahiran Yesus Kristus yang diyakini umat Kristiani sebagai juru selamat dunia yang diperingati setiap 25 desember disimbolkan dengan semua yang berbau kasih, kedamaian, kepasrahan dan kesederhanaan.
Tema perdamaian, kasih dan cinta terhadap sesama selalu dikumandangkan dalam renungan oleh pendeta, evanglis, gembala atau siapa saja yang memimpin ibadah Natal. Begitu juga, setiap kali ada drama, film atau cerita-cerita tentang Natal. Selalu saja temanya tentang kasih dan persaudaraan, kerendahan hati juga kesederhanaan.
Memang makna Natal saat ini mulai lari dari makna Natal yang sebenarnya. Karena kelahiran Kristus dirayakan dengan pesta pora. Misalnya, dengan berlomba-lomba membeli pakaian baru, peralatan rumah tangga baru dan persediaan makanan dan minuman.
Fenomena ini membuat makna Natal bergeser ke soal materi dan kebutuhan jasmani. Padahal, kelahiran Yesus Kristus semestinya mengingatkan umat Kristiani dengan penderitaan Kristus yang mengartikan bahwa setiap Umat Kristen mestinya hidup dalam kesederhanaan dan siap memikul salib penderitaan Kristus.
Yang terjadi sebaliknya, setiap Natal diidentikkan dengan harga barang naik, kebutuhan warga meningkat. Ini membuktikan bahwa Natal kini telah identik dengan pesta pora dan kemewahan.
Intinya, semoga dengan Natal kali ini kesederhanaan dan kasih yang merupakan ciri khas orang Kristen akan semakin terlihat. Sehingga syalom yang saat ini mulai langkah kembali terlihat di mana-mana.(*)

Tidak ada komentar: