Rabu, 26 Desember 2007

Pangeran Ungguli Putra Mahkota, 2009 Duel Lagi?

2007 tak lama lagi ditutup. Di tahun ini, iven politik paling panas, seru dan menyedot perhatian adalah suksesi Partai Golkar Sulut karena Ketua DPD I PG Sulut Drs Adolf Jouke Sondakh (AJS) dipanggil pulang Bapa di Sorga. Musdalub pun digelar. Dua kader beringin ‘anak emas’ AJS yang sudah lama disebut-sebut, Jimmy Rimba Rogi yang dijuluki pangeran tak terelakkan berduel dengan putra mahkota Stefanus Vreeke Runtu.

BEGITU AJS kalah di suksesi Gubernur 2005 lalu, kursi Ketua DPD Partai Golkar langsung hangat dibicarakan. AJS meninggal 7 Maret 2007 di Singapura, Ketum DPP PG Jusuf Kalla datang melayat 9 Maret sekaligus langsung membawa SK DPP PG No Kep 151/DPP/GOLKAR/IV/2007 untuk mengamanatkan adanya Musdalub di tubuh PG Sulut.
Pangeran Imba dan Putra Mahkota Vreeke, awalnya hampir terganggu dengan diwacanakannya SH Sarundajang, Gubernur Sulut. Sampai-sampai Theo FL Sambuaga menyambangi SHS yang konon membawa pesan dari Ketua Umum Partai Golkar yang juga Wapres Jusuf Kalla. Memang, JK dikenal teman baik SHS yang NPAG keduanya berurutan. SHS menolak pinangan. Akhirnya, terjadilah head to head Imba dan Vreeke.
Strategi politik pun mulai disusun baik Imba maupun Vreeke. Sampai-sampai DPD I PG Sulut yang saat itu di bawah komandao Plt Drs Jost Patti pecah. Ketatnya persaingan Imba-Vreeke sampai-sampai menceraikan trio beringin yang dikenal sebagai sutradara politik Golkar sejak era AJS yakni Jost Patti (Plt Ketua PG Sulut), Victor Mailangkay (sekretaris PG Sulut) dan Syachrial Damopolii (Wakil Ketua PG Sulut, Ketua DPR Sulut dan Ketua AMPG Sulut). Jost dan Yal diikuti politisi kawakan AHJ Purukan mendukung Vreeke. Sedangkan Victor ke Imba. Di kalangan Golkar, Vreeke dianggap lebih tenang tapi Imba lebih agresif.
Imba dengan strategi politiknya jauh-jauh hari berhasil menggaet mayoritas DPD II. Yakni Marlina Moha Siahaan (PG Bolmong), Nini Paruntu Tumbuan (PG Minsel), Baby Wurangian Palar (PG Bitung), Winsulangi Salindeho (PG Sangihe) dan Tonny Kaunang (PG Tomohon).
Sedangkan Vreeke boleh dikata kalah start saat AJS terbaring sakit. Ia mendapat dukungan Elly Lasut (PG Talaud). Sesuai ketentuan, untuk maju sebagai calon memang harus didukung 3 DPD II. Vreeke nyaris saja tak lolos di pertarungan ketika Inggried Sondakh (Minut) nyaris mengambil sikap abstain. Saat itu, Inggried betul-betul dilema. Putra Mahkota dan Pangeran tak lain adalah anak emas-nya AJS, ayah tercinta. Di Sedona, Inggried memutuskan mendukung Vreeke.
Hotel Sedona Tateli Minahasa tempat pelaksanaan Musdalub 23-24 April menjadi saksi pertarungan Jimmy Rimba Rogi dan Stefanus Vreeke Runtu. Pin dalam Musdalub pun tercipta. Pendukung pangeran dalam pemandangan umum langsung menyebut nama calon, sedangkan pin putra mahkota tidak. Sehingga mulai terlihat kekuatan politik masing-masing calon. Tapi Winsulangi bikin sensasi. Sejak awal diketahui mendukung Imba tapi juga diketahui mendukung Vreeke. Tiba-tiba dalam pemandangan umum, Winsu menyebut namanya sebagai calon. Posisi saat itu, Imba didukung 5 DPD II, Vreeke 3 dan Winsu 1.
Jadilah Imba dan Vreeke bertarung di final. Ketegangan betul terasa. Apalagi dua organisasi yakni sayap serta didirikan dan mendirikan, akhirnya direbut Vreeke. Posisi pun jadi imbang 5 : 5. Suara tergantung Winsu dan DPP Partai Golkar yang diwakili Agung Laksono cs.
Baik Vreeke maupun Imba sama-sama yakin, Winsu akan menyumbangkan suaranya. Bagaimana DPP? Agung Laksono cs condong ke Vreeke tapi Jusuf Kalla ke Imba. Di detik-detik akhir sebelum memasuki arena partai final Musdalub, DPP mengambil sikap abstain.
Akhirnya pangeran memenangi pertandingan dengan mendapat 6 dukungan dari PG Manado, PG Tomohon, PG Sangihe, PG Minsel, PG Bitung dan PG Bolmong. Sedangkan putra mahkota mendapat 5 suara dari PG Minahasa, PG Talaud, PG Minut dan kelompok ormas PG. Imba pun memenangi suksesi politik PG menggantikan AJS.
Itulah politik, tidak ada yang abadi selain kepentingan. Begitu Musda Khusus di empat daerah pemekaran, Imba dan Winsu berbeda di Sitaro. Tapi di Pilkada Minahasa, Imba memback up Vreeke yang akhirnya memenangkan pertandingan. Para pecandu politik pun langsung memprediksi, di Musda Partai Golkar 2009, bukan tidak mungkin keduanya berduel lagi. Kita tunggu.(novel najoan)

Tidak ada komentar: